Anakku, lihatlah..
Di sudut-sudut kota sana
Anak-anak jalanan menengadahkan tangan
Mengemis, mengamen, mencuri, merampok
Hanya demi memenuhi hal perut lapar mereka
Dengarlah...
Di kolong-kolong jembatan sana
Janda-janda netapa merintih pedih
Mengasi timbunan sampah hanya demi sesuap nasi
Untuk mebungkam tangis kelaparan anak-anak mereka
Dan perhatikanlah...
Di persimpangan sana
Para ayah susah payah, membasuh peluh
mengabaikan teriakan letih tubuh mereka
menegakkan perut lapar mereka
berjuang menaklukkan hari dan pulang dengan senyum penuh syukur
membawa nasi bungkus impian anak-anak mereka
Tapi lihatlah jua anakku....
Orang-orang itu, yang hanya duduk berpangku tangan, membaca koran
menghabiskan waktu dan pulang sebelum jam satu
namun selalu tepat waktu mengantri setiap tanggal satu
dengan binar mata yang berkata, ini HAKKu!
Dengarlah jua...
Mulut-mulut yang mencibir makanan kampung
yang disajikan dengan penuh tetesan peluh
Yang mengerang kala perut tak terpuaskan
dan mengaum kala harta tak terbagi samarata
Duhai anakku...
Apa yang kita puna ketika kita lahir dari rahim ibunda?
Apa yang akan kita miliki ketika kita mati dan dikubur nanti?
Di mana hati nurani kita?
Mencecar rizki yang dititipkan Allah pada kita?
TIDAKKAH KITA WAJIB BERSYUKUR??....
---------------------------------
Oleh: Yulian Istiqomah, S.Pd.
No comments:
Post a Comment