Wednesday, 30 November 2011

New Action

“Pisah Sambut Kepala Madrasah dan Kepala TU Matsumba”






Kawan, sedih memang ditinggalkan oleh Ibu Dra. Ening Sholeh Astuti, MA. yang selama 3,5 th telah menjadi sosok ‘bunda’ yang luar biasa bagi kita, Klub Fatwa Khususnya. Beliau saat ini telah menjabat sebagai Pengawas Agama di lingkungan Kemenag.

Begitu juga dengan Bp. H. Masrukhan, S.Pd. Beliau telah melaksanakan tugasnya sebagai Ka TU Matsumba dengan baik. Saat ini beliau menjadi guru BK di MTsN Giriloyo.

Tapi jangan khawatir Sobat, kita juga diberikan pengganti yang tak kalah hebatnya. Beliau adalah Ibu Hj. Sri Pangatun S,Pd. Dulu menjabat sebagai Kepala MTsN Pundong, dan sekarang beliaulah sosok ‘Bunda’ kita. Bukan itu saja, sekarang kita juga memiliki Bp. Slamet Widodo yang begitu disiplin dan bersahaja sebagai kepala TU kita. Nah, di tangan beliau berdualah kini nasib masa depan Matsumba, namun tetap di pundak kita bersamalah ruh dan nafas Matsumba kan senantiasa harum di mata dunia. Semangat ya!!....(Red.)

“Pesta Demokrasi OSIS MTsN Sumberagung"







Ini adalah pesta demokrasi kedua yang diadakan oleh OSIS Matsumba. Tepatnya pada tanggal 25 Oktober 2011. Seluruh stakeholder Matsumba memilih 6 kandidat calon ketua OSIS (Fika, Nadia, Novi, Nadila, Miranti, dan Yessy) pasca orasi mempesona mereka pada Senin sebelumnya saat upacara. Akhirnya terpilihlah Fika dan Miranti sebagai Ketua OSIS dan wakilnya untuk periode 2011-2012. Para calon pengurus OSIS pun diberi pembekalan selama 2 hari (tgl 29-30 Oktober 2011) dan akhirnya dilantik oleh ibu kepala madrasah pada hari Senin, tanggal; 31 Oktober 2011 lalu. Semoga di tangan mereka madrasah kita kian JAYA!! Semangat ya, Sobat!!..(Red)

“Pembiasaan Menulis Diary ; Sebagai Sarana Pendidikan Berkarakter Bagi Siswa Matsumba”

Oleh: Yulian Istiqomah, S.Pd.

Sudah menjadi opini umum bagi siswa bahwa menulis itu ‘sulit’. Akan lebih mudah bagi mereka untuk berbicara daripada menulis. Pada umumnya, para siswa lebih suka melihat, mendengarkan, dan berbicara daripada menulis. Hal inilah yang menyebabkan pembiasaan menulis bagi siswa menjadi tampak sulit dilakukan. Menulis diary atau yang sering dikenal dengan istilah buku harian merupakan kegiatan menulis yang dianggap paling mudah untuk dilakukan. Siswa tidak harus berpikir terlalu rumit untuk mencari bahan tulisan. Semuanya sudah ada dalam pikiran dan perasaan mereka sendiri yang bersumber dari pengalaman, pengamatan, maupun pemikiran mereka tentang suatu hal. Di samping itu, tidak ada batasan isi dan bentuk dalam menulis diary. Mereka bebas berekspresi melukiskan suasana hati dan pikiran mereka, kapan saja dan di mana saja.

Dengan maraknya pendidikan berkarakter saat ini, Diary menjadi salah satu sarana atau wadah untuk menampung keluhan siswa sekaligus mengimplementasikan materi ‘menulis diary’ dalam mapel Bahasa Indonesia. Melalui diary, guru akan lebih mudah melakukan pendekatan personal pada siswa, sehingga dapat mengetahui latar belakang kehidupan, motivasi, maupun kondisi emosional siswa. Hal ini dapat memudahkan guru dalam menangani siswa yang bermasalah atau tampak tidak termotivasi untuk mengikuti pelajaran.

Diary bersifat rahasia. Ini komitmen yang harus dipegang oleh guru bila ingin mendapat kepercayaan siswanya. Mereka perlu dibuat nyaman dan diyakinkan bahwa rahasia mereka aman untuk dituangkan dalam diary mereka. Tentunya setiap siswa memiliki masalah yang mengganggu konsentrasi belajar mereka dan berharap akan mendapat solusi yang terbaik dari guru yang mereka ijinkan untuk membacanya. Dengan demikian, guru akan dapat dengan mudah mengarahkan dan memberikan masukan yang positif bagi pembenahan karakter dan penyelesaian masalah siswa.

Semakin banyak siswa tertarik untuk menulis diary, maka pekerjaan seorang guru tentu akan semakin menumpuk, karena harus mengomentari setiap catatan harian siswa yang tentunya mereka nantikan jawabannya. Dalam hal ini, fungsi diary dapat berbelok menjadi semacam buku konsultasi. Namun, guru yang baik tidak hanya dapat menyampaikan materi dengan baik saja, namun juga hendaknya dapat menjadi sosok yang selalu ‘dicari, dibutuhkan, bahkan dirindukan’ oleh para siswanya. Dengan demikian, diharapkan proses pembelajaran pun akan berlangsung dari hati ke hati dan materi yang disampaikan pun akan terus terpatri hingga akhir hayat mereka nanti.

MUKENA ANITA”



Oleh: Estri Rohmawati (VIII.D)

Anita, bocah 7 th kelas 1 SD khusyuk membenahi sandal dengan kawat karatan milik ayahnya. Matanya melirik ke mukena usang yang dijemur ibunya.

“Mak, apa mukenaku akan jadi putih?”

Emak terdiam. Ayah dan abangnya yang baru saja pulang tersenyum mendengar pertanyaan Anita yang dilontarkan berkali-kali.

“Besok Bang Husen belikan mukena, Dik. Insyaallah abang gajian.” Mata cantik Anita semakin berbinar bahagia.

Siang itu, di atas becak Mang Udin, Nita berkhayal akan mukena barunya.

“Cepat sedikit, Mang! Anita mau melihat mukena baru.” pinta Anita.

Sesampainya di rumah, tak didapatinya mukena barunya, namun rumah reyotnya penuh dengan warga desa. Tampak ibu dan ayahnya menangis pilu di depan jasad Abangnya. Anita tersedu.

“Mengapa Abang membawa kain kafan dan bukan mukena baru Anita?” (Selesai)

“Nada Rindu Untuk Ibu”


Ibu pernah berkata,

Suka duka milik kita bersama

Jangan dimamah sendiri, gerogoti hati

Ibu juga pernah katakan,

Gagal adalah kunci keberhasilan

Tetaplah terjang segala rintangan

Ah, Kala kulunglai menyapih duka

ingin aku kembali ke pelukannya

Dengarkan segala petuahnya

Dalam diam tak banyak Tanya

Ibu, kusulam keadaan di antara tangisku

Kucurahkan segala rasa dalam puisiku

Namun... nada rindu di hatiku

Hanya untuk ibu…..

Nurul Latifah (VII.B

Zuhrotus Syarifah (Siswi MTsN Sumberagung):Mendulang Mimpi Bersama 15 Finalis LMCR 2011 Se-Indonesia

15 Finalis LMCR 2011 Kemendiknas Pusat
Bogor, 14-17 November 2011


Foto bareng Tim Penyelenggara


15 Besar LMCR 2011 Se-Indonesia”

Sobat, Prestasi yang luar biasa kembali berhasil diraih oleh Tim Jurnalistik Madrasah kita. Di bawah bimbingan Ibu Yulian Istiqomah, S.Pd, cerpen atas nama Zuhrotus Syarifah (IX.A) yang berjudul "SI ATANG DAN GUNUNG AJAIB" berhasil masuk 15 Besar dari 3.806 naskah dalam event LMCR (Lomba Menulis Cerita Remaja) 2011 Se-Indonesia.

Nah,langkah selanjutnya Zuhrotus Syarifah harus mempresentasikan atau mempertanggungjawabkan cerpennya di Bogor pada tanggal 14-17 November 2011 ini. Tetapi sayangnya, Sang pembimbing (Bu Yulian Istiqomah, S.Pd) tidak bisa mendampingi ke sana karena sedang menanti detik-detik kelahiran putranya yang pertama. Alhamdulillah, di tengah kebingungan itu, Ibu Dra. Sunarti selaku waka Kurikulum bersedia mendampingi hingga ke Hotel Prioritas (Jl. Raya Puncak, km 83 Cisarua, Bogor) selama 4 hari.

Sobat FATWA, Sebelum berangkat ke Bogor, banyak hal harus disiapkan oleh Zuhro bersama pembimbing. Di antaranya: latihan presentasi dan beberapa tes wawancara dan tertulis yang diberikan oleh Bu Yulian agar ia lebih siap selama mengikuti Workshop LMCR tersebut.

Alhamdulillah, berkat doa kalian semua dan seluruh stakeholder madrasah, kita mendapat peringkat ke 8 dan berhasil mengalahkan 7 finalis LMCR lainnya. Bagi Zuhrotus dan Bu Yulian, ini seperti mimpi. sungguh tidak menyangka, Madrasah pinggiran seperti kami ini bisa bersama-sama mendulang mimpi melalui karya kreatif jurnalistik kami bersama 15 siswa terbaik lainnya se-Indonesia. Wow.... Buat Zuhro, tetap semangat menulis ya! dan buat Bu Yulian, jangan pernah bosan untuk membimbing siswa-siswa lainnya untuk terus berprestasi dan menghasilkan karya nyata.(Red)